Selasa, 18 September 2012

Lahirnya Kimia


Kimia modern dimulai oleh kimiawan Perancis Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794). Ia menemukan hukum kekekalan massa dalam reaksi kimia, dan mengungkap peran oksigen dalam pembakaran. Berdasarkan prinsip ini, kimia maju di arah yang benar.

Sebenarnya oksigen ditemukan secara independen oleh dua kimiawan, kimiawan Inggris Joseph Priestley (1733-1804) dan kimiawan Swedia Carl Wilhelm Scheele (1742-1786), di penghujung abad ke-18. Jadi, hanya sekitar dua ratus tahun sebelum kimia modern lahir. Dengan demikian, kimia merupakan ilmu pengetahuan yang relatif muda bila dibandingkan dengan fisika dan matematika, keduanya telah berkembang beberapa ribu tahun.

Namun alkimia, metalurgi dan farmasi di zaman kuno dapat dianggap sebagai akar kimia. Banyak penemuan yang dijumpai oleh orang-orang yang terlibat aktif di bidang-bidang ini berkontribusi besar pada kimia modern walaupun alkimia didasarkan atas teori yang salah. Lebih lanjut, sebelum abad ke-18, metalurgi dan farmasi sebenarnya didasarkan atas pengalaman saja dan bukan teori. Jadi, nampaknya tidak mungkin titik-titik awal ini yang kemudian berkembang menjadi kimia modern. Berdasarkan hal-hal ini dan sifat kimia modern yang terorganisir baik dan sistematik metodologinya, akar sebenarnya kimia modern mungkin dapat ditemui di filosofi Yunani kuno.

Jalan dari filosofi Yunani kuno ke teori atom modern tidak selalu mulus. Di Yunani kuno, ada perselisihan yang tajam antara teori atom dan penolakan keberadaan atom. Sebenarnya, teori atom tetap tidak ortodoks dalam dunia kimia dan sains. Orang-orang terpelajar tidak tertarik pada teori atom sampai abad ke-18. Di awal abad ke-19, kimiawan Inggris John Dalton (1766-1844) melahirkan ulang teori atom Yunani kuno. Bahkan setelah kelahirannya kembali ini, tidak semua ilmuwan menerima teori atom. Tidak sampai awal abad 20 teori ato, akhirnya dibuktikan sebagai fakta, bukan hanya hipotesis. Hal ini dicapai dengan percobaan yang terampil oleh kimiawan Perancis Jean Baptiste Perrin (1870-1942). Jadi, perlu waktu yang cukup panjang untuk menetapkan dasar kimia modern.

Sebagaimana dicatat sebelumnya, kimia adalah ilmu yang relatif muda. Akibatnya, banyak yang masih harus dikerjakan sebelum kimia dapat mengklaim untuk mempelajari materi, dan melalui pemahaman materi ini memahami alam ini. Jadi, sangat penting di saat awal pembelajaran kimia kita meninjau ulang secara singkat bagaimana kimia berkembang sejak kelahirannya.

Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan, Bapak Kimia Sepanjang Masa


Kata Kimia, dalam bahasa Inggrisnya 'alchemy', diambil dari judul buku karya Ibnu Hayyan berjudul al-Kimya. 

Ibnu Hayyan atau Geber (721-815 M), sebutannya di dunia barat, adalah ilmuwan pertama yang menemukan dan mengenalkan disiplin ilmu kimia. Predikat Bapak Kimia memang sangat pantas didedikasikan kepada Ibnu Hayyan, cendekiawan muslim yang lahir di Tus, Iran dan kemudian wafat di kota Kufah, sekarang Irak. Keahliannya dalam bidang kimia berkembang di masa pemerintahan Khalifah Harun ar-Rasyid di Baghdad, di mana ia berhasil mengembangkan sebuah teknik yang membuat setiap hasil eksperimen dapat diproduksi kembali. 

Dalam teknik yang disebut eksperimentasi sistematis, ia menekankan bahwa kuantitas zat sangat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, tak heran banyak kalangan di bidang ilmu kimia menganggap bahwa Ibnu Hayyan berhasil merintis arah sebuah hukum perbandingan tetap. 

Beliau juga dikenal sebagai sosok yang memperkenalkan percobaan yang berkaitan dengan pembentukan unsur asam dan mineral, proses serta alat untuk distilasi, kristalisasi, penguapan dan masih banyak lagi. 

Kitab al-Kimya dan Kitab al-Sab’een, salah satu karyanya, diterjemahkan pada tahun 1144 ke dalam bahasa Latin yang dikenal menjadi The Book of the Composition of Alchemy. Dari 500 studi kimia hasil karyanya, banyak yang diterjemahkan ke dalam beberapa judul seperti Book of Kingdom, Book of Balances, dan Book of Eastern Mercury. Beberapa kosakata kimia yang ia gunakan juga masih dikenal hingga saat ini seperti alkali dan lain-lain. 

Sumber :
-http://ramadan.detik.com/read/2012/08/01/065400/1979945/630/abu-musa-jabir-ibnu-hayyan-bapak-kimia-sepanjang-masa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar